Your Language

RAMALAN JODOH

Klik aja bro.. Trust me..!

Senin, 22 Maret 2010

Leadership (Teory Kepemimpinan)

Kreiner menyatakan bahwa leadership adalah proses mempengaruhi orang lain yang mana seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sekarela berpartisipasi guna mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan Hersey menambahkan bahwa leadership adalah usaha untuk mempengaruhi individual lain atau kelompok. Seorang pemimpin harus memadukan unsur kekuatan diri, wewenang yang dimiliki, ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku orang lain.

Genetic Theory

Pemimpin adalah dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang tuanya.

Traits theory

Teori ini menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung pada karakter pemimpinnya. Sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik, dan kemampuan sosial. Karakter yang harus dimiliki seseorang manurut judith R. Gordon mencakup kemampuan istimewa dalam:
- Kemampuan Intelektual
- Kematangan Pribadi
- Pendidikan
- Statuts Sosial Ekonomi
- Human Relation
- Motivasi Intrinsik
- Dorongan untuk maju

Ronggowarsito menyebutkan seorang pemimpin harus memiliki astabrata, yakni delapan sifat unggul yang dikaitkan dengan sifat alam seperti tanah, api, angin, angkasa, bulan, matahari, bintang.

Behavioral Theory

Karena ketyerbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui trait, para peneliti mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti perilaku pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Konsepnya beralih dari siapa yang memiliki memimpin ke bagaimana perilaku seorang untuk memimpin secara efektif.

a. Authoritarian, Democratic & Laissez Faire
Penelitian ini dilakukan oleh Lewin, White & Lippit pada tahun 1930 an. Mereka mengemukakan 3 tipe perilaku pemimpin, yaitu authoritarian yang menerapkan kepemimpinan otoriter, democratic yang mengikut sertakan bawahannya dan Laissez - Faire yang menyerahkan kekuasaannya pada bawahannya.

b. Continuum of Leadership behavior.
Robert Tannenbaum dan Warren H Schmidt memperkenalkan continnum of leadership yang menjelaskan pembagian kekuasaan pemimpin dan bawahannya. Continuum membagi 7 daerah mulai dari otoriter sd laissez - faire dengan titik dengan demokratis.

c. Teori Employee Oriented and Task Oriented Leadership - Leadership style matrix.
Konsep ini membahas dua orientasi kepemimpinan yaitu
- Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan dimana perilaku pemimpinnya dalam penyelesaiannya tugasnya memberikan tugas, mengatur pelaksanaan, mengawasi dan mengevaluasi kinerja bawahan sebagai hasil pelaksanaan tugas.
- Kepemimpinan yang berorientasi pada pegawai akan ditandai dengan perilaku pemimpinnya yang memandang penting hubungan baik dan manusiawi dengan bawahannya.

Pembahasan model ini dikembangkan oleh ahli psikologi industri dari Ohio State University dan Universitas of Michigan. Kelompok Ohio mengungkapkan dua dimensi kepemimpinan, yaitu initiating structure yang berorientasi pada tugas dan consideration yang berorientasi pada manusia. Sedangkan kelompok Michigan memakai istilah job-centered dan employee-centered.

d. The Managerial Grid
Teori ini diperkenalkan oleh Robert R.Blake dan Jane Srygley Mouton dengan melakukan adaptasi dan pengembangan data penelitian kelompok Ohio dan Michigan.

Blake & Mouton mengembangkan matriks yang memfokuskan pada penggambaran lima gaya kepemimpinan sesuai denan lokasinya.

Dari teori-teori diatas dapatlah disimpulkan bahwa behavioral theory memiliki karakteristik antara lain:
- Kepemimpinan memiliki paling tidak dua dimensi yang lebih kompleks dibanding teori pendahulunya yaitu genetik dan trait.
- Gaya kepemimpinan lebih fleksibel; pemimpin dapat mengganti atau memodifikasi orientasi tugas atau pada manusianya sesuai kebutuhan.
- Gaya kepemimpinan tidak gifted tetapi dapat dipelajari
- Tidak ada satupun gaya yang paling benar, efektivitas kepemimpinan tergantung pada kebutuhan dan situasi

Situational Leadership

Pengembangan teori ini merupakan penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan teori yang ada sebelumnya. Dasarnya adalah teori contingensi dimana pemimpin efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkan secara tepat.

Empat dimensi situasi secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap kepemimpinan seseorang.
- Kemampuan manajerial : kemampuan ini meliputi kemampuan sosial, pengalaman, motivasi dan penelitian terhadap reward yang disediakan oleh perusahaan.
- Karakteristik pekerjaan : tugas yang penuh tantangan akan membuat seseorang lebih bersemangat, tingkat kerjasama kelompok berpengaruh efektivitas pemimpinnya.
- Karakteristik organisasi : budaya organisasi, kebijakan, birokrasi merupakan faktor yang berpengaruh pada efektivitas pemimpinnya.
- Karakteristik pekerja : kepribadian, kebutuhan, ketrampilan, pengalaman bawahan akan berpengaruh pada gaya memimpinnya.

a. Fiedler Contingency model
Model ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung pada situasi yang dihadapi dan perubahan gaya bukan merupakan suatu hal yang sulit.
Fiedler memperkenalkan tiga variabel yaitu:
- task structure : keadaan tugas yang dihadapi apakah structured task atau unstructured task
- leader-member relationship : hubungan antara pimpinan dengan bawahan, apakah kuat (saling percaya, saling menghargai) atau lemah.
- Position power : ukuran aktual seorang pemimpin, ada beberapa power yaitu:

-> legitimate power : adanya kekuatan legal pemimpin
-> reward power : kekuatan yang berasal imbalan yang diberikan pimpinan
-> coercive power : kekuatan pemimpin dalam memberikan ancaman
-> expert power : kekuatan yang muncul karena keahlian pemimpinnya
-> referent power : kekuatan yang muncul karena bawahan menyukai pemimpinnya
-> information power : pemimpin mempunyai informasi yang lebih dari bawahannya.

b. Model kepemimpinan situasional 'Life Cycle'

Harsey & Blanchard mengembangkan model kepemimpinan situasional efektif dengan memadukan tingkat kematangan anak buah dengan pola perilaku yang dimiliki pimpinannya.

Ada 4 tingkat kematangan bawahan, yaitu:
- M 1 : bawahan tidak mampu dan tidak mau atau tidak ada keyakinan
- M 2 : bawahan tidak mampu tetapi memiliki kemauan dan keyakinan bahwa ia bisa
- M 3 : bawahan mampu tetapi tidak mempunyai kemauan dan tidak yakin
- M 4 : bawahan mampu dan memiliki kemauan dan keyakinan untuk menyelesaikan tugas.

Ada 4 gaya yang efektif untuk diterapkan yaitu:
- Gaya 1 : telling, pemimpin memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kinerja anak buahnya.
- Gaya 2 : selling, pemimpin menjelaskan keputusannya dan membuka kesempatan untuk bertanya bila kurang jelas.
- Gaya 3 : participating, pemimpin memberikan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide sebagai dasar pengambilan keputusan.
- Gaya 4 : delegating, pemimpin melimpahkan keputusan dan pelaksanaan tugas kepada bawahannya.

Transformational Leadership

Robert house menyampaikan teorinya bahwa kepemimpinan yang efektif menggunakan dominasi, memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan moralitas tinggi untuk meningkatkan karismatiknya. Dengan kharismanya pemimpin transformational akan menantang bawahannya untuk melahirkan karya istimewa.

Langkah yang dilaksanakan pemimpin ini biasanya membicarakan dengan pengikutnya bagaimana pentingnya kinerja mereka, bagaimana bangga dan yakinnya mereka sebagai anggota kelompok, bagaimana istimewanya kelompok yang akan menghasilkan karya luar biasa.

Beberapa contoh pemimpin transformational Lee Lacoca, Jack Welch Selengkapnya...

Teologi

Teologi (bahasa Yunani θεος, theos, "Allah, Tuhan", + λογια, logia, "kata-kata," "ucapan," atau "wacana") adalah wacana yang berdasarkan nalar mengenai agama, spiritualitas dan Tuhan (Lih. bawah, "Teologi dan agama-agama lain di luar agama Kristen"). Dengan demikian, teologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan beragama. Teologi meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Para teolog berupaya menggunakan analisis dan argumen-argumen rasional untuk mendiskusikan, menafsirkan dan mengajar dalam salah satu bidang dari topik-topik agama. Teologi dapat dipelajari sekadar untuk menolong sang teolog untuk lebih memahami tradisi keagamaannya sendiri ataupun tradisi keagamaan lainnya, atau untuk menolong membuat perbandingan antara berbagai tradisi atau dengan maksud untuk melestarikan atau memperbarui suatu tradisi tertentu, atau untuk menolong penyebaran suatu tradisi, atau menerapkan sumber-sumber dari suatu tradisi dalam suatu situasi atau kebutuhan masa kini, atau untuk berbagai alasan lainnya.
Kata 'teologi' berasal dari bahasa Yunani klasik, tetapi lambat laun memperoleh makna yang baru ketika kata itu diambil dalam bentuk Yunani maupun Latinnya oleh para penulis Kristen. Karena itu, penggunaan kata ini, khususnya di Barat, mempunyai latar belakang Kristen. Namun demikian, di masa kini istilah ini dapat digunakan untuk wacana yang berdasarkan nalar di lingkungan ataupun tentang berbagai agama. Di lingkungan agama Kristen sendiri disiplin 'teologi' melahirkan banyak sekali sub-divisinya.
Pada Abad Pertengahan, teologi merupakan subyek utama di sekolah-sekolah universitas dan biasa disebut sebagai "The Queen of the Sciences". Dalam hal ini ilmu filsafat merupakan dasar yang membantu pemikiran dalam teologi.

Kata "Teologi" diambil dari bahasa Yunani Helenis, namun demikian maknanya telah berubah jauh melalui penggunaannya di dalam pemikiran Kristen di Eropa sepanjang Abad Pertengahan dan Zaman Pencerahan.

  • Istilah theologia digunakan dalam literatur Yunani Klasik, dengan makna "wacana tentang para dewa atau kosmologi" (lihat Lidell dan Scott Greek-English Lexicon untuk rujukannya).
  • Aristoteles membagi filsafat teoretis ke dalam mathematice, phusike dan theologike. Yang dimaksud dengan theologike oleh Aristoteles kira-kira sepadan dengan metafisika, yang bagi Aristoteles mencakup pembahasan mengenai hakikat yang ilahi. Sejak itu istilah ini telah diambil oleh berbagai tradisi keagamaan Timur maupun Barat.
  • Dengan meminjam dari sumber-sumber Yunani, penulis Latin Varro membedakan tiga bentuk wacana ini: mitis (menyangkut mitos-mitos tentang para dewata Yunani), rasional (analisis filosofis mengenai para dewata dan kosmologi) dan sipil (menyangkut ritus dan tugas-tugas keagamaan di tengah masyarakat).
  • Para penulis Kristen, yang bekerja dengan kerangka Helenistik, mulai menggunakan istilah ini untuk menggambarkan studi mereka. Kata ini muncul sekali dalam beberapa naskah Alkitab, dalam judul Kitab Wahyu: apokalupsis ioannou tou theologou, "penyataan kepada Yohanes sang theologos". Namun demikian, kata ini merujuk bukan kepada Yohanes sang "teolog" dalam pengertian bahasa kita sekarang, melainkan – dengan menggunakan arti akar kata logos dalam arti yang sedikit berbeda, dan di sini tidak dimaksudkan sebagai "wacana rasional" melainkan dalam arti "firman" atau "pesan". Dengan demikian, sang "theologos" di sini dimaksudkan sebagai orang yang menyampaikan firman Allah - logoi tou theou.
  • Teologi adalah "iman yang mencari pengertian (fides quaerens intellectum)." - Anselmus dari Canterbury
  • "Teologi adalah upaya untuk menjelaskan hal-hal yang tidak diketahui dalam pengertian-pengertian dari mereka yang tidak patut mengetahuinya." - H. L. Mencken
  • "Teologi yang otentik tidak akan mengizinkan orang terobsesi dengan dirinya sendiri." - Thomas F. Torrance dalam Reality and Scientific Theology
  • "Teologi memberitakan bukan hanya apa yang dikatakan oleh Alkitab, melainkan juga apa maknanya." - J. Kenneth Grider dalam A Wesleyan-Holiness Theology (Kansas City: Beacon Hill, 1994), hlm. 19.
  • "Saya tidak membutuhkan orang bodoh yang tidak menyukai musik, karena musik adalah pemberian Allah. Musik dapat mengusir Iblis dan membuat orang berbahagia, dan dengan demikian mereka melupakan segala kemarahan, ketidaksetiaan, kesombongan, dan sejenisnya. Setelah teologi, saya menempatkan musik pada tempat yang tertinggi dan memberikan kepadanya keagungan yang tertinggi." — Martin Luther, dikutip dalam Martin Marty, Martin Luther, 2004, hlm. 114.
Selengkapnya...

Ular

PENDAHULUAN

Ular yang termasuk Klas Reptilia sejak dahulu kala banyak menyimpan misteri kehidupan; dibenci sekaligus dipuja. Dahulu ular dianggap perwujudan setan yang membawa petaka karena menyebabkan Adam diturunkan ke bumi. Bangsa Yunani Kuno mempunyai Dewi Medusa yang digambarkan sebagai wanita cantik berambut ular. Masyarakat Tiongkok memiliki legenda Ular Putih yang terkenal. Masyarakat Jawa mempunyai mitos Nyi Blorong yang dapat memberikan kekayaan. Masyarakat India dan Sri Lanka memiliki hubungan spiritual yang unik dengan ular terutama kobra. Dunia banyak memanfaatkan ular untuk seni pertunjukan seperti sirkus dan tari ular. Pengobatan tradisional/alternatif juga banyak memanfaatkan bagian/organ tubuh ular sebagai bahan obat. Dunia Ilmu Pengetahuan juga tidak mau ketinggalan dimana Dunia Kedokteran/Medis menggunakan ular sebagai lambang, baik Kedokteran manusia maupun Kedokteran Hewan (Veteriner).
Dewasa ini pemanfaatan ular tidak hanya terbatas untuk pertunjukan dan pengobatan tetapi juga sebagai satwa kelangenan (pet animals). Sebagai satwa kelangenan, ular memiliki berbagai kelebihan dibanding satwa lain seperti anjing, kucing maupun burung. Anjing, kucing dan burung memerlukan kandang yang luas dan perawatan intensif setiap hari. Ular menjadi lebih efisien karena tidak membutuhkan kandang yang luas dan tidak perlu makan setiap hari sehingga cocok sebagai satwa kelangenan bagi orang-orang sibuk.
Spesies ular yang paling umum dijadikan satwa kelangenan terutama genus Python, Boa, Morelia dan Liasis. Ular yang hidup bebas di alam liar jarang sekali mengalami gangguan kesehatan, namun ular yang dipelihara sebagai satwa kelangenan dan dipelihara dalam lingkungan manusia, tidak terlepas dari berbagai masalah kesehatan terutama infeksi saluran penafasan, saluran pencernaan dan infestasi parasit. Agar ular peliharaan anda selalu sehat, maka diperlukan kiat-kiat yang harus dilaksanakan dalam manajemen pemeliharaan dan kesehatan.

MANAJEMEN KESEHATAN ULAR

Taksonomi

Kingdom : Animal
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Classis : Reptilia
Subclassis : Lepidosauria
Ordo : Squamata

Familia Jumlah Genus Jumlah Spesies
Leptotyphlopidae
Typhlopidae
Anomalepidae
Acrochordidae
Aniliidae
Uropeltidae
Xenopeltidae
Boidae
Colubridae
Elapidae
Viperidae
Hydrophidae 2
3
4
2
1
8
1
27
292
61
7
1 78
180
20
3
9
44
1
88
1562
236
187
18
12 familia 409 genus 2426 spesies

Diantara 2426 spesies yang sudah teridentifikasi, lebih dari 80 % nya hidup di daerah tropis, mulai dari pegunungan, hutan, sabana, gurun, sungai dan lautan.

Anatomi

Anatomi ular sangat unik dan berbeda dengan reptilia lainnya.Tubuh ular memanjang dan kehilangan anggota gerak (tangan – kaki) sehingga organ tubuhnya juga berdifensiasi secara spesifik.

Gambaran letak/posisi organ dalam tubuh pada seekor ular.

Tengkorak bertipe diapsid modifikasi dengan satu condylus occipital tunggal. Jantung memiliki 3 ruang (1 ventrikel, 2 atrium). Organ pencernaan mengalami modifikasi bentuk menjadi memanjang, limpa dan pancreas bersatu (splenopancreas) dan kantung empedu terpisah dari hepar. Indra penciuman dan perasa difungsikan oleh organ Jacobson.

Sebagian ular memiliki bisa (venom) dan sebagian lagi memiliki organ pit sebagai pendeteksi panas untuk mengidentifikasi mangsa. Anatomi ular berbisa/venomous sedikit berbeda dibanding ular tidak berbisa/non venomous terutama pada struktur gigi taring (fang) dan kelenjar venom.

Struktur kulit menebal dan bersisik. Terjadi proses ganti kulit secara keseluruhan (ecdysis) secara periodik. Frekuensi tergantung umur, pakan, pertumbuhan dan temperatur. Ular muda dapat mengalami ecdysis 4 – 6 kali setahun dan ular dewasa 1 – 2 kali setahun masih dalam batas normal.

Kandang

Kandang ular dapat dibuat dari bahan gelas/kaca aquarium, fiberglass, kayu dan bahan sintetis seperti akrilik maupun plexiglas. Ukuran kandang disesuaikan dengan besar dan panjang ular, tetapi tidak ada batasan yang pasti untuk ukuran kandang. Lingkungan dalam kandang hendaknya dibuat semirip mungkin dengan habitat alaminya. Substrat untuk lantai kandang dapat menggunakan kertas koran, serbuk kayu, pasir/gravel maupun bahan sintetis. Cabang kayu dapat diberikan dalam berbagai ukuran dan ketinggian kandang. Tempat sembunyi dapat disediakan box transparan, kayu gelondongan, batu buatan menyerupai gua dan tanaman buatan.
Tempat air disesuaikan dengan ukuran kandang dan besarnya ular. Tempat air dapat menggunakan tempayan tanah liat, keramik maupun bahan kaca yang berat sehingga tidak mudah tumpah. Tempat air berbahan plastik biasanya ringan menyebabkan air mudah tumpah dan mengotori kandang. Pada kandang berlantai tanah/semen tempat air minum dapat berupa bak semen permanen dengan lubang pembuangan. Idealnya tempat air dapat dipakai berendam ular sehingga dapat menambah kelembaban menjelang ecdysis. Tempat air harus dibersihkan dan diganti air bersih setiap hari.
Temperatur dan kelembaban kandang dimonitor dengan memasang thermometer dan higrometer. Temperatur ideal dalam kandang berkisar 25 – 30 o C dengan kelembaban 30 – 60 %. Spesies daerah padang pasir membutuhkan kelembaban yang lebih rendah. Kelembaban kandang yang terlalu rendah dapat memicu terjadinya disecdysis/ganti kulit gagal. Apabila temperatur kandang terlalu tinggi dan kelembaban terlalu rendah dapat diatasi dengan menyemprotkan air menggunakan sprayer halus secara periodik. Penambahan panas buatan seperti heating pad dan lampu penghangat harus hati-hati supaya tidak terjadi kasus kesetrum. Kandang yang tidak memungkinkan ular mendapat sinar matahari sebaiknya diberi lampu ultraviolet secara periodik.
Disain kandang model kaca aquarium atau kandang besar sebaiknya memiliki tutup yang rapat untuk menghindari ular melarikan diri. Lubang kecil yang tampak lebih kecil dari badan ular dapat digunakan untuk meloloskan diri karena pada ular apabila kepala dapat masuk maka badan akan dapat melaluinya. Lubang ventilasi sebagai sarana pergantian udara dapat dibuat menggunakan kawat ram halus/strimin yang diberi bingkai sehingga tidak melukai rostrum dan kulit ular pada saat berusaha melarikan diri. Asesoris pendukung dalam kandang disesuaikan dengan jenis/spesies ular yang dipelihara, misalnya cabang/ranting kayu untuk spesies arboreal dan kayu gelondongan atau batu-batuan untuk spesies terrestrial.

Pakan

Ular umumnya lebih menyukai mangsa hidup daripada pakan mati. Pakan yang biasa diberikan pada ular peliharaan dapat berupa mencit, tikus, katak, burung puyuh, ayam, dan mamalia kecil lain seperti marmut dan kelinci serta anak babi. Beberapa spesies aquatik hanya memangsa ikan dan amfibi (katak).
Ular yang dipelihara sebaiknya dilatih untuk memakan pakan mati terutama rodensia. Jika harus menginduksi dengan pakan hidup sebaiknya ditunggu sampai mangsa dibunuh dan dimangsa. Pakan rodensia hidup bila tidak segera dimangsa hendaknya segera dikeluarkan dari kandang karena dapat menyerang ular. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan diatas permukaan keras dan bersih agar substrat kandang tidak ikut tertelan. Jumlah dan frekuensi pemberian pakan didasarkan pada observasi, rutinitas defekasi, behavior dan kebutuhan fisiologis. Ular yang sedang tumbuh dan menjelang reproduksi (musim kawin) jumlah dan frekuensi makan lebih banyak. Sebagai gambaran umum, ular python kurang dari 1 meter dapat memangsa 1-2 ekor mencit tiap 7 – 10 hari sekali dan seekor python dewasa dengan panjang 4 – 5 meter dapat memangsa 3 – 4 ekor ayam dewasa tiap 2 – 3 bulan sekali atau seekor anak kambing setiap 2 bulan sekali.

Perawatan Kesehatan

Kebersihan menjadi kunci utama kesehatan ular dalam peliharaan. Kebersihan ular dilakukan dengan memandikan ular secara periodic. Mandi ini dilakukan terutama setelah urinasi/defekasi. Frekuensi mandi dapat 2 – 3 kali per minggu. Cara memandikan dengan memasukkan ular kedalam bak besar berisi air dan bila perlu disabun/sampoo untuk membersihkan kulit dari kotoran yang menempel pada permukaan kulit. Gunakan sabun/sampo bayi yang lembut supaya tidak menyebabkan iritasi dan merusak kulit. Selesai mandi segera dikeringkan dengan kain lap/handuk. Adakalanya ular menolak dikeluarkan dari bak air, bila ini terjadi biarkan ular berendam dalam air selama beberapa menit samapai beberapa jam baru diangkat. Ular baru dimasukkan kembali kedalam kandang etelah kondisinya benar-benar kering.
Kebersihan kandang dijaga dengan mengganti substrat alas kandang secara periodik. Substrat alas kandang berupa pasir/gravel dan serbuk kayu paling cocok digunakan untuk kandang besar berlantai semen/tanah karena dapat menyerap air dan memberi suasana dingin/sejuk dalam kandang, namun membutuhkan ketelatenan dalam membersihkan. Namun material ini kurang cocok untuk digunakan pada kandang aquarium karena cuaca di negara tropis yang cenderung hangat dan lembab memicu tumbuhnya jamur dan mikroorganisme pathogen. Penggunaan kertas koran sebagai alas kandang cocok untuk kandang model aquarium. Alas ini hendaknya segera diganti apabila ular urinasi/defekasi ataupun basah karena air minum yang trumpah.
Pemeriksaan kesehatan secara umum hendaknya dilakukan secara periodik. Idealnya sebulan sekali dilakukan general check up untuk mengetahui kondisi kesehatan secara umum dan mengetahui adanya kelainan secara dini. Pemeriksaan yang harus dilakukan meliputi pemeriksaan umum, pemeriksaan kepala, mulut, gigi, mata, kulit, muskuloskeletal, auskultasi organ dalam, kloaka dan ekor. Adanya kelainan pada saat pemeriksaan hendaknya segera dilakukan pemeriksaan laboratoris secara lebih detail untuk dapat menentukan langkah penanganan dan pengobatan. Pemeriksaan gigi penting dilakukan untuk mengetahui adanya gigi tanggal yang terjebak dalam mukosa mulut/ginggiva yang dapat menyebabkan anoreksia dan stomatitis.
Gangguan kesehatan yang umum dijumpai pada ular peliharaan bisanya berupa anoreksia/menolak makan, luka traumatik, fraktur tulang spinal, konstipasi dan distokia. Gangguan ini umumnya terjadi karena mismanagemant dan improper diets. Cara mengatasinya adalah dengan perbaikan manajemen perawatan dan manajeman pakan. Gangguan berupa penyakit umumnya berupa infestasi parasit baik eksternal maupun internal dan infeksi oleh mikroorganisme biasanya viral yang diikuti infeksi sekunder bakteri. Infeksi viral yang disertai bacterial seringkali ditemukan pada kasus mouth rot/stomatitis, infeksi saluran pernafasan dan infeksi saluran pencernaan. Penanganan penyakit infeksi ini dengan pemberian obat-obatan yang sesuai dengan agen penyebabnya. Pemberian obat/medikasi harus dilakukan oleh seorang dokterhewan supaya pemberian obat tepat dosis untuk menghindari overdosis obat dan resistensi agen penyakit karena pengobatan yang salah.







PENUTUP

Tips bagi Pemelihara Ular

Ular baru harus dikarantina minimal selama 90 hari sebelum berinteraksi dengan koleksi ular lainnya
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara periodik pada dokterhewan untuk mengetahui kondisi kesehatan dan perkembangan ular anda
Penentuan jenis kelamin/sexing penting dilakukan agar ular berjenis kelamin sama tidak dicampur dalam satu kandang. Saat musim kawin jantan dewasa biasanya menjadi lebih aktif dan agresif.
Ular non venomous dapat dihandling tanpa alat, namun ular-ular venomous harus dihandling dengan alat bantu seperti plastic tubing, grab stick atau snake hook.
Ular sebaiknya tidak dipegang selama proses ganti kulit/ecdysis karena kulit muda yang belum sempurna gampang rusak dan kulit tua akan banyak menempel pada tangan sehingga menyebabkan stress fisiologis pada ular.
Hindari ular anda menjadi terlalu gemuk/obesitas. Obesitas pada ular peliharaan memicu munculnya penyakit degeneratif dan patah tulang punggung (fractur os vertebrae).
Manajemen perawatan yang baik menghasilkan ular yang sehat, jinak dan menarik. Selengkapnya...

SENI (ART)

SENI ADALAH : Ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan kedalam kreasi dalam bentuk gerak, rupa, nada, syair, yang mengandung unsue-unsur keindahan, dan dapat mempengaruhi perasaan orang lain.
KESENIAN DIBAGI 4 JENIS :
  1. Seni Musik adalah curahan perasaan seseorang yang dituangkan dalam bentuk nada dan syair yang indah.
  2. Seni Rupa adalah curahan perasaan seseorang yang dituangkan dalam bentuk rupa / gambar-gambar.
  3. Seni Drama adalah curahan perasaaan seseorang yang dituangkan dalam bentuk gerak bercerita yang diramu dengan musik yang sesuai.
  4. Seni Tari adalah curahan perasaan seseorang yang dituangkan dalam bentuk gerak anggota badan yang teratur dan berirama.
Selengkapnya...